- Home
- Sejarah
Sejarah
Latar Belakang Asparindo
Usaha perpasaran nasional saat ini berkembang sangat pesat khususnya perpasaran di kota-kota besar baik tradisional maupun modern, hal ini menunjukkan bahwa semakin tingginya kebutuhan akan tempat usaha bagi masyarakat dan makin meningkat dan beragamnya keinginan konsumen dalam menentukan tempat berbelanja.
Ditengah pertumbuhan perpasaran nasional, pasar tradisional merupakan salah satu tempat berusaha bagi usaha kecil dan menengah yang terus harus dijaga dan terpelihara serta ditata keberadaannya agar tetap dapat eksis ditengah perkembangan perpasaran swasta nasional.
Salah satu kelemahan dari perpasaran tradisional adalah terbatasnya kemampuan SDM pengelola, kemampuan pedagang serta terbatasnya sarana usaha yang layak, disamping kelemahan tersebut secara eksternal adalah bahwa lingkungan pasar sudah mulai berubah, konsumen sudah banyak tuntutan dan keinginan sehingga disadari atau tidak bahwa kita harus mengetahui perilaku konsumen dan pelayanan yang memuaskan.
Adanya beberapa faktor yang menjadi kelemahan dan ancaman bagi keberadaan pasar tradisional serta belum adanya standar pengelolaan yang baik menjadikan pasar tradisional terus menurun peranannya. Adanya perhimpunan pengelola pasar ini diharapkan mampu memberikan solusi, alternatif jalan keluar serta kebersamaan dalam menentukan sikap dan arah agar pasar tradisional tetap eksis dan berkembang menjadi pasar tradisional modern yang kokoh dan berdaya saing global.
Asparindo (Asosiasi Pengelola Pasar Indonesia) di dirikan pada tanggal 29 April 2006 di Jakarta yang diprakarsai oleh Y. Joko Setiyanto sebagai Direktur PD Pasar Jaya dan didukung oleh perwakilan pengelola pasar dari Jakarta, Bogor, Bekasi, Bandung, Semarang, Surabaya dan Kediri. Musyawarah Nasional (Munas) I Asparindo diadakan pada tanggal 24 – 26 Juli 2006 di Hotel Mercure Jakarta dan mengukuhkan Ir. Y. Joko Setiyanto dari PD Pasar Jaya Jakarta sebagai Ketua Umum dan Nartiyan Ardhana, SE,MBA dari PD. Pasar Surya Surabaya sebagai Sekretaris Jenderal.
Usaha perpasaran nasional saat ini berkembang sangat pesat khususnya perpasaran di kota-kota besar baik tradisional maupun modern, hal ini menunjukkan bahwa semakin tingginya kebutuhan akan tempat usaha bagi masyarakat dan makin meningkat dan beragamnya keinginan konsumen dalam menentukan tempat berbelanja.
Ditengah pertumbuhan perpasaran nasional, pasar tradisional merupakan salah satu tempat berusaha bagi usaha kecil dan menengah yang terus harus dijaga dan terpelihara serta ditata keberadaannya agar tetap dapat eksis ditengah perkembangan perpasaran swasta nasional.
Salah satu kelemahan dari perpasaran tradisional adalah terbatasnya kemampuan SDM pengelola, kemampuan pedagang serta terbatasnya sarana usaha yang layak, disamping kelemahan tersebut secara eksternal adalah bahwa lingkungan pasar sudah mulai berubah, konsumen sudah banyak tuntutan dan keinginan sehingga disadari atau tidak bahwa kita harus mengetahui perilaku konsumen dan pelayanan yang memuaskan.
Adanya beberapa faktor yang menjadi kelemahan dan ancaman bagi keberadaan pasar tradisional serta belum adanya standar pengelolaan yang baik menjadikan pasar tradisional terus menurun peranannya. Adanya perhimpunan pengelola pasar ini diharapkan mampu memberikan solusi, alternatif jalan keluar serta kebersamaan dalam menentukan sikap dan arah agar pasar tradisional tetap eksis dan berkembang menjadi pasar tradisional modern yang kokoh dan berdaya saing global.
Asparindo (Asosiasi Pengelola Pasar Indonesia) di dirikan pada tanggal 29 April 2006 di Jakarta yang diprakarsai oleh Y. Joko Setiyanto sebagai Direktur PD Pasar Jaya dan didukung oleh perwakilan pengelola pasar dari Jakarta, Bogor, Bekasi, Bandung, Semarang, Surabaya dan Kediri. Musyawarah Nasional (Munas) I Asparindo diadakan pada tanggal 24 – 26 Juli 2006 di Hotel Mercure Jakarta dan mengukuhkan Ir. Y. Joko Setiyanto dari PD Pasar Jaya Jakarta sebagai Ketua Umum dan Nartiyan Ardhana, SE,MBA dari PD. Pasar Surya Surabaya sebagai Sekretaris Jenderal.